Negara Sedang Membangun dan Bekas Daerah Jajahan, Struktur Ekonomi Kolonial versus Struktur Ekonomi Nasional

Negara Sedang Membangun dan Bekas Daerah Jajahan


Negara-negara sedang membangun, negara-negara Selatan, negara-negara miskin, dan negara-negara terbelakang pada umum-nya merupakan daerah-daerah bekas jajahan negara-negara maju, terutama negara-negara Barat. Sulit untuk mencari contoh negara miskin bukan bekas daerah jajahan, kecuali Thailand, Portugis, Spanyol dan mungkin Italia serla Yunani.

Kemiskinan negara-negara sedang membangun, mempunyai kaitan erat dengan struktur perekonomian jajahan. Dalam mencari sebab-sebab kemiskinan, kecuali memperhatikan sebab-sebab langsung seperti terbatasnya sumber alam, kurangnya modal, terbatasnya skill karena iklim tropik atau sub-tropik, hendaknya diperhatikan pula sebab-sebab yang bersifat struktural dalam sistem sebagai keseluruhan, sehingga diperoleh suatu gambaran yang menyeluruh pula. Hubungan antara daerah jajahan dan negara atau bangsa penjajah bermula dari pencarian nafkah atau soal rejeki . Dimulai dari perorangan, kelompok, usaha dagang akhirnya menjadi dalam bentuk penjajahan, yaitu suatu bentuk hubungan hukum ketata-negaraan.

Sejarah timbulnya penjajahan dan timbulnya Indonesia Merdeka mempunyai proses tersendiri yang merupakan sejarah perjuangan kemerdekaan dan juga merupakan sejarah timbulnya kemelaratan yang mempunyai pasang-surutnya. Sejarah tersebut dapat dipandang dari sudut pandangan negara penjajah dan dapat dipandang dari segi pandangan negara bekas jajahan, dan terutama dari segi kaum perintis kemerdekaan. Ekonomi pembangunan yang membicarakan sebab-sebab kemiskinan umumnya ditulis duri sudut pandangan bekas penjajah.

Meskipun ditulis oleh penulis bangsa Indonesia sendiri penulisan buku yang berjiwa patriotis juga merupakan salah satu aspek dari segi pembangunan pendidikan dalam arti yang luas.


Struktur Ekonomi Kolonial versus Struktur Ekonomi Nasional

Sebagaimana namanya telah menunjukkan, istilah struktur ekonomi kolonial dan struktur ekonomi nasional lebih bersifat yuridis-politis-ketata-negaraan meskipun asal mula dan intinya juga lebih bersifat ekonomis. Struktur ekonomi kolonial adalah struktur ekonomi yangberorientasi, berpusat atau mengabdi pada kepentingan negara induk atau negara penjajah. Sentralnya atau pusatnya adalah kepentingan penduduk dan atau pemerintah negara induk. Timbulnya daerah jajahan dimulai dari usaha untuk mencari keuntungan oleh penduduk atau usaha dagang di daerah jajahan. Bagi Belanda di Indonesia adalah berdagang untuk mendapatkan rempah-rempah termasuk cengkeh, pala-fuli, kayu manis dan lada. Menghadapi bangsa Indonesia yang lebih terbelakang, sifat perdagangan itu kemudian meluas menjadi sifat menguasai, memerintah, mengajar, menolong dan lain-lain berdasarkan atas kepentingan mencari keuntungan, meskipun hasilnya adalah bangkrutnya VOC pada akhir abad ke 18. Dengan beralihnya kekuasaan VOC ke tangan pemerintah jajahan. (Pemerintah Hindis Belanda). meskipun lain penanganannya, orientasinya tetap bagi kepentingan bangsa dan atau pemerintah Belanda. Daerah jajahan tetap sebagai tempat mengadu untung, tempat mendapatkan barang dan jasa yang dibutuhkan. Dalam mencari keuntungan semula bersifat langsung mencari dan mem perdagangkan yang telah ada, kemudian meluas mengadakan investasi atau penanaman modal di Indonesia. Apabila yang pertama daerah jajahan berupa tempat berdagang maka yang kedua daerah jajahan merupakan tempat untuk investasi. Cara-cara mereka berdagang dan mengadakan investasi sudah tentu dengan cara-cara mereka dalam arti dengan teknik dan cara yang lebih maju (lebih rasional, lebih efisieni dibandingkan dengan cara-cara dan teknik yang dipergunakan oleh orang-orang di daerah jajahan, meskipun sedikit banyak mereka juga belajar dan mengajar penduduk daerah jajahan. Bahwa menusia hidup di dunia itu merupakan proses belajar-mengajar, orang tidak dapat menyangkalnya.

Bahwa usaha mereka juga memberikan manfaat terhadap daerah jajahan di samping juga menimbulkan kerugian-kerugian kiranya orang juga sukar untuk menyangkalnya.

Dengan ketrampilan, keahlian dan tingkat kemajuan mereka yang lebih tinggi, usaha mereka di sini juga menjadi tempat untuk mendapatkan lapangan kerja, dan juga merupakan kelanjutan usaha tersebut. Apabila pabrik-pabrik dengan skill dan teknologi yang tidak dapat dibawa ke daerah jajahan, atau apabila dibawa akan membawa konsekuensi yang berat maka bahan mentah diusahakan di sini dan kemudian dibawa ke negara induk untuk diolah. Daerah jajahan menjadi tempat mendapatkan dan mengusahakan bahan mentah, hasil tambang. bahan galian dan lain-lain. Selanjutnya daerah jajahan juga merupakan tempat pemasaran hasil produksi negara induk.
Bahwa dalam usaha mereka kemudian membutuhkan tenaga penduduk daerah jajahan yang kemudian meluas dengan pelaksanaan proses pendidikan formal dan non-formal, membuat saluran irigasi. bendungan, jalan, pelabuhan dan infrastruktur serta publik utilitas lain yang juga menguntungkan penduduk daerah jajahan, kiranya merupakan konsekuensi logikanya. Meskipun unsur-unsur politik etik, unsur filantropis dan humanitaristis dapat pula dijumpai. Jadi sebagai kesimpulannya, daerah jajahan merupakan:

(1) Daerah tempat mencari barang-barang dagangan. 
(2) Daerah tempat investasi modal.
(3)  Daerah tempat mendapatkan dan mengusahakan bahan mentah, hasil perkebunan, bahan tambang dan lain-lain. 
(4) Daerah tempat mencari lapangan kerja.
(5) Daerah tempat pemasaran produk hasil industri barang dan jasa dan lain-lain.

Antara satu dengan lain fungsi tersebut bersifat tali-menali dan sulit untuk dipisah-pisahkan.
Dengan makin meningkatnya kerjasama internasional, meluas-nya skala ekonomi dan meluasnya pemasaran internasional, bahwa negara-negara induk melakukan kerjasama dan daerah-daerah jajahan beaertn lain-lain daerah merupakan orang tempat mencari rejeki mereka merupakan akibat kemajuan teknologi dalam berbagai macam bidang dan meningkatnya kemajuan dunia pada umumnya. Pengelompokan negara-negara di dunia sekarang, yang semula diistilahkan nefos (new emerging forces) dan oldefos (old established for-ces) dan terakhir menjadi negara-negara Selatan dan negara-negara Utara kiranya juga merupakan perkembangan pengelompokan antara negara-negara induk dengan daerah-daerah jajahan.

Sangat sulit kiranya untuk mencari pengertian tentang struktur ekonomi nasional. Struktur ini dapat ditemukan dalam idea atau cita-cita kaum perintis kemerdekaan, pejuang kemerdekaan, pembentuk negara dan Undang-undang Dasar, cita-cita dalam adat istiadat, ceritera-ceritera rakyat dan lain-lain.
Struktur Ekonomi Nasional adalah struktur yang kuat, yang tidak tergantung pada pengaruh kekuatan luar, struktur yang bersifat resources-oriented yang dilengkapi dengan needs oriented, dan lain-lain. Bagi Indonesia, struktur ekonomi nasional adalah struktur yang secara sektoral seimbang di mana sektor pertanian kuat, sektor industri kuat dan sektor produksi jasanya juga kuat. Suatu sektor yang sektor perniagaan luar negerinya kuat, akan tetapi tidak terpen-garuh oleh konjungtur dunia dan lain-lain.

Postingan populer dari blog ini

Karakteristik Negara Berkembang Sebagai Negara Sedang Membangun, Produksi Primer,Tempat Penanaman Modal Asing

Perkembangan Teori Ekonomi Dualistik, Dualisme Lembaga Ekonomi dan Dualisme Ekonomi menurut J.H. Boeke

Ciri-ciri Pokok Ekonomi Dualistik atau Dual Society